Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh…
Dalam Surat Al-Baqarah ayat 186, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh kepada pemeluk agama Islam supaya sering-sering memohonkan do’a dengan hati yang tulus ikhlas. Demikian pula berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad, menyatakan bahwa salah satu diantara do’a yang sering beliau ucapkan adalah
Jadi syarat yang utama terkabulnya suatu do’a adalah keikhlasan, keyakinan yang bulat dan kesucian hidup.
Banyak orang yang mengeluh do’anya masih belum dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, padahal setiap pagi dan malam mereka menadahkan tangan bermohon kepada Ilahi, namun apa yang dimintanya tidak kunjung datang. Timbul pertanyaan, kenapa belum dikabulkan ?!
Apa penyebabnya ?!.
Pada hakekatnya, sebab-sebab belum dikabulkan itu terletak pada si pemohon sendiri dan syarat yang penting agar terkabulnya do’a adalah dilakukan dengan hati (bukan dengan mulut). Salah seorang ulama sufy bernama Ibrahim bin Adham (hidup pada abad ke 8 Masehi) memberikan jawaban sebab-sebab do’a tidak dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ada sepuluh macam, yaitu :
1). Kamu tidak membayarkan Kewaiban kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hak Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah untuk disembah. Setiap hamba harus mensyukuri nikmat yang dilimpahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadanya dengan jalan menyembah-Nya (ta’abbudi). Bagaimana mungkin Allah Subhanahu wa Ta’ala memperkenankan do’a seorang hamba, bila Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan supaya ia berjalan ke kanan, tetapi masih ditempuhnya jalan ke kiri ?!.
2). Kamu tidak mengamalkan isi Al-Qur’an.
Kitab suci Al-Qur’an senantiasa dibaca (bahkan dilagukan), namun isinya tidak dipelajari sehingga tidak bisa menghayatinya. Kalaupun ada satu dua ayat yang dapat dimengerti tidak diamalkan, bahkan kadang-kadang sengaja dilanggar.
3). Kamu tidak menjalankan sunnah rosulullah.
Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan jalan yang lurus, tapi tidak sedikit jumlahnya manusia yang memilih jalan berkelok-kelok. Kadang, ada pula yang katanya mengikuti sunnah rosul, mengamalkannya tapi tidak dikerjakan, tidak dilakukan sesuai yang dikerjakan rosulullah (nota bene melakukan bid’ah). Orang yang mengerjakan perbuatan bid’ah, tidak ubahnya peribahasa “arang habis, besi binasa”…tidak mendatangkan keuntungan (hanya memperoleh kerugian atau dosa semata).
4). Mengikuti jalan syaitan.
Syaitan adalah musuh bebuyutan manusia yang selalu berusaha menjatuhkan Bani Adam ke lembah kenistaan, dengan jalan mempengaruhi hawa nafsu manusia yang jelek. Dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan manusia berlutut kepada syaitan dengan memperturutkan hawa nafsu dan dengan sikapnya itu dia telah menguasai syaitan.
5). Kamu menerjunkan diri kepada dosa dan maksiat.
Maksudnya, kebanyakan manusia ingin memasuki pintu kebahagiaan, namun dia sendiri mengunci pintu itu, artinya dia tidak mau mengerjakan yang ma’ruf tapi selalu bergelimang dengan perbuatan dosa dan maksiat.
6). Tidak mau beramal.
Orang yang seperti ini tidak ubahnya laksana seorang yang ingin kaya tapi tidak berusaha, malah bermalas-malasan. Mau menang, tapi tidak berjuang, mau pinter tapi malas belajar.
7). Sadar akan mati, tapi tidak mempersiapkan diri.
Artinya mengakui dan insaf bahwa hidup di dunia ini hanya sementara, sedangkan hidup yang abadi di akherat kelak. Namun demikian, mereka tidak mengerjakan amal shalih yang akan menjadikan anak kunci membuka pintu kehidupan yang abadi itu.
8). Kamu selalu melihat cacat orang lain.
Peribahasa mengatakan bahwa “kuman di seberang lautan kelihatan, tapi gajah di pelupuk mata sendiri tidak tampak”. Orang semacam ini selalu “menuding-nuding” orang lain, tapi amat jarang menghadapkan telunjuknya ke belakang (menunjuk dadanya sendiri).
9). Tidak bersyukur.
Artinya, sejak kecil manusia diberikan nikmat Ilahi tapi tidak berterimakasih. Bahkan sering membangkang dengan menunjukkan kecongkakannya dan lupa daratan.
10). Ingat Akan Mati.
Bila ada orang yang meninggal dunia selalu tidak ketinggalan turut mengantar jenazah itu sampai ke pemakaman. Tapi tidak menarik pelajaran dari kejadian itu, bahwa apabila hari ini kita turut mengantar orang ke pemakaman, mungkin besok atau lusa kita sendiri yang akan diantar orang ke pemakaman. Dalam hubungan ini, diriwayatkan bahwa Abu Bakar Siddiq apabila turut mengantarkan jenazah, beliau menangis sampai air matanya jatuh ke jenggotnya karena menyadari bahwa beliau sendiri akan mengalami dimakamkan.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh….
Dalam Surat Al-Baqarah ayat 186, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh kepada pemeluk agama Islam supaya sering-sering memohonkan do’a dengan hati yang tulus ikhlas. Demikian pula berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad, menyatakan bahwa salah satu diantara do’a yang sering beliau ucapkan adalah
“Ya Allah…Aku berlindung kepada Engkau dari hati yang tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak merasa kenyang, dari ilmu yang tidak memberi manfaat, dan dari do’a yang tidak dikabulkan”.
Jadi syarat yang utama terkabulnya suatu do’a adalah keikhlasan, keyakinan yang bulat dan kesucian hidup.
Banyak orang yang mengeluh do’anya masih belum dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, padahal setiap pagi dan malam mereka menadahkan tangan bermohon kepada Ilahi, namun apa yang dimintanya tidak kunjung datang. Timbul pertanyaan, kenapa belum dikabulkan ?!
Apa penyebabnya ?!.
Pada hakekatnya, sebab-sebab belum dikabulkan itu terletak pada si pemohon sendiri dan syarat yang penting agar terkabulnya do’a adalah dilakukan dengan hati (bukan dengan mulut). Salah seorang ulama sufy bernama Ibrahim bin Adham (hidup pada abad ke 8 Masehi) memberikan jawaban sebab-sebab do’a tidak dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ada sepuluh macam, yaitu :
1). Kamu tidak membayarkan Kewaiban kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hak Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah untuk disembah. Setiap hamba harus mensyukuri nikmat yang dilimpahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadanya dengan jalan menyembah-Nya (ta’abbudi). Bagaimana mungkin Allah Subhanahu wa Ta’ala memperkenankan do’a seorang hamba, bila Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan supaya ia berjalan ke kanan, tetapi masih ditempuhnya jalan ke kiri ?!.
2). Kamu tidak mengamalkan isi Al-Qur’an.
Kitab suci Al-Qur’an senantiasa dibaca (bahkan dilagukan), namun isinya tidak dipelajari sehingga tidak bisa menghayatinya. Kalaupun ada satu dua ayat yang dapat dimengerti tidak diamalkan, bahkan kadang-kadang sengaja dilanggar.
3). Kamu tidak menjalankan sunnah rosulullah.
Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan jalan yang lurus, tapi tidak sedikit jumlahnya manusia yang memilih jalan berkelok-kelok. Kadang, ada pula yang katanya mengikuti sunnah rosul, mengamalkannya tapi tidak dikerjakan, tidak dilakukan sesuai yang dikerjakan rosulullah (nota bene melakukan bid’ah). Orang yang mengerjakan perbuatan bid’ah, tidak ubahnya peribahasa “arang habis, besi binasa”…tidak mendatangkan keuntungan (hanya memperoleh kerugian atau dosa semata).
4). Mengikuti jalan syaitan.
Syaitan adalah musuh bebuyutan manusia yang selalu berusaha menjatuhkan Bani Adam ke lembah kenistaan, dengan jalan mempengaruhi hawa nafsu manusia yang jelek. Dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan manusia berlutut kepada syaitan dengan memperturutkan hawa nafsu dan dengan sikapnya itu dia telah menguasai syaitan.
5). Kamu menerjunkan diri kepada dosa dan maksiat.
Maksudnya, kebanyakan manusia ingin memasuki pintu kebahagiaan, namun dia sendiri mengunci pintu itu, artinya dia tidak mau mengerjakan yang ma’ruf tapi selalu bergelimang dengan perbuatan dosa dan maksiat.
6). Tidak mau beramal.
Orang yang seperti ini tidak ubahnya laksana seorang yang ingin kaya tapi tidak berusaha, malah bermalas-malasan. Mau menang, tapi tidak berjuang, mau pinter tapi malas belajar.
7). Sadar akan mati, tapi tidak mempersiapkan diri.
Artinya mengakui dan insaf bahwa hidup di dunia ini hanya sementara, sedangkan hidup yang abadi di akherat kelak. Namun demikian, mereka tidak mengerjakan amal shalih yang akan menjadikan anak kunci membuka pintu kehidupan yang abadi itu.
8). Kamu selalu melihat cacat orang lain.
Peribahasa mengatakan bahwa “kuman di seberang lautan kelihatan, tapi gajah di pelupuk mata sendiri tidak tampak”. Orang semacam ini selalu “menuding-nuding” orang lain, tapi amat jarang menghadapkan telunjuknya ke belakang (menunjuk dadanya sendiri).
9). Tidak bersyukur.
Artinya, sejak kecil manusia diberikan nikmat Ilahi tapi tidak berterimakasih. Bahkan sering membangkang dengan menunjukkan kecongkakannya dan lupa daratan.
10). Ingat Akan Mati.
Bila ada orang yang meninggal dunia selalu tidak ketinggalan turut mengantar jenazah itu sampai ke pemakaman. Tapi tidak menarik pelajaran dari kejadian itu, bahwa apabila hari ini kita turut mengantar orang ke pemakaman, mungkin besok atau lusa kita sendiri yang akan diantar orang ke pemakaman. Dalam hubungan ini, diriwayatkan bahwa Abu Bakar Siddiq apabila turut mengantarkan jenazah, beliau menangis sampai air matanya jatuh ke jenggotnya karena menyadari bahwa beliau sendiri akan mengalami dimakamkan.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh….
Post A Comment: